Setiap malam, aku suka sekali menatap langit-langit kamarku dan sesekali aku memejamkan mata dan menarik nafas panjang agar aku bisa bernafas dengan leluasa seakan mampu mengurangi beban yang ada padaku saat ini, hal seperti itu yang biasanya aku lakukan setiap kali aku mulai memikirkan apa yang akan terjadi (pada kita).
Sejujurnya masih sulit untuk aku bayangkan, masih terasa berat untuk dilalui atau bahkan masih terlalu menyakitkan untuk diketahui apa yang sebenarnya sedang atau mungkin telah terjadi. Aku masih ingin kau tetap ada disampingku, tetap bersamaku meskipun dengan definisikehadiran dan kebersaman yang sedari dulu sudah berbeda. Maksudku aku masih menginginkanmu menjadi satu-satunya orang yang paling aku percaya disamping sahabat-sahabatku yang lain, yang paling mengerti apa yang seharunya aku lakukan ketika bimbang mengahampiriku dalam mengambil sebuah keputusan, atau mungkin menjadi satu-satunya orang yang mampu meyakinkanku ketika aku merasa ragu.
Aku memang sedang merasa ragu, sangat meragukan bagaimana kita setelah ini. Tapi.. untuk keraguan yang satu ini aku memang tidak bisa membaginya dengamu meskipun aku ingin, ingin sekali menceritakan semua keraguan atau mungkin ketakutan ini. Perlu kau tahu kau lebih dari seseorang yang aku sayangi, lebih dari seseorang yang aku percaya, lebih dari sekedar pendengar kelu-kesahku, kau... lebih dari segalanya. Aku hanya takut kehilangan seseorang yang hampir selalu ada ketika aku membutuhkanmu. Ini bukan ketakutanku mengenai perasaan yang selama ini ada untukmu, bukan. Karna aku tahu cepat atau lambat aku akan melihatmu bersama orang yang kau sayangi. Aku hanya takut kehilangan semua cerita dan kenangan yang pernah kita buat bersama, takut kehilangan seseorang yang selama ini hampir selalu ada ketika aku membutuhkannya. Seandainya kau tahu akan hal ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar